The Time

Rabu, 20 April 2016

Sang Kaisarina

Movie Script Blog Tour
One Day One Paper

Cerita sebelumnya:
Episode 1: Terkuncinya Para Pengunci -  Annisa Fitrianda Putri
Episode 2: Permainan (Akan) Dimulai -  Dini Riyani
Episode 3: Detik-Detik Kematian Radian -  Said Al Khudry
Episode 4: Para Artemis dan Orion Mereka -  Nadita Zairina
Episode 5: Friend or Foe -  Nana
Episode 6: Menebak Teka-Teki Langit - Evnaya Sofia
Episode 7: Di balik Rasi Bintang Orion -  Rizka Agustina
Episode 8: Tragedi Mawar Putih -  Rizky Khotimah
Episode 9: Genosida! -  Mister Izzy
Episode 10: Radian dan Dru -  Cicilia Putri Ardila
Episode 11: Kenangan Dan Tantangan -  Deasy Wisudawati
Episode 12: Dru, dan Hilangya 'Mawar Putih' - Zahida An-Nayra
Episode 13: Sang Mata-mata - Ruru
Episode 14: Mawar bersilang dan Terlepasnya Top - Kenti Lestari
Episode 15: Kekuatan Tersembunyi Rei - Dehuji
Episode 16: Pelarian dan Pertemuan oleh Apriastiana Dian
Episode 17: Rebelion Inside - Doddy Rakhmat

Radian telah mengetahui jati diri Mr. Locked yang tak lain adalah Dr. Bram, ayahnya sendiri. Sementara Wijaya, salah satu pengunci, ternyata adalah mata-mata yang selama ini dicari.



[INT] Ruang Penyimpanan Senjata
Rei          : Aku penggagas? Apa maksudmu, Dru?
Dru         : Diamlah dulu (berbisik, menempelkan telinga di pintu)
[SFX] Suara langkah kaki menjauh
Dru         : (bergumam) Suara mereka menghilang. Mereka pasti datang untuk membantu kami. (menyentuh gagang pintu)
[SFX] Suara derap langkah beberapa orang
[OS] Ada penyusup mengarah ke arah sana! Cepat kejar!
[SFX] Suara derap langkah menjauh
Dru         : (bergumam) Sial! Jangan-jangan mereka mengejar Rosi dan Ronaldi. (berpaling ke arah Rei)
Rei          : Aku menunggu
Dru         : Baiklah. Kau tahu sejarah Tujuh Suku Penguasa Tanah Barat, kan?
Rei          : (menggeleng) Tidak.
Dru         : Demi Tuhan! Itu sejarah negara kita. Apa kau tidak memerhatikan saat guru sejarah mengajar?
Rei          : (menggeleng, wajah polos) Tidak.
Dru         : (menggumam) Ampuni adikku, Tuhan. Baiklah. Dengar. Keadaannya mendesak, jadi aku hanya menceritakan ini sekali.
Rei          : (menyimak)
Dru         : Dulunya benua ini, Tanah Barat, penuh dengan pertikaian antar suku. Tatanan masyarakat tak bisa terbentuk. Kekacauan datang silih berganti. Tapi sebuah suku besar, Suku Padishah, memersatukan tanah ini. Dibantu tujuh suku kuat lainnya, suku Abraham, Aydinoglu, Yamanaka, Scierex, Isanovich, Ashraf, dan Eric, suku Padishah membuat negara super power, sebuah kekaisaran. Tampuk kekaisaran diberikan kepada suku Padishah turun-temurun. Sang Kaisar inilah yang oleh sebagian sejarawan disebut penggagas, karena dia menggagas sebuah sistem dan negara yang melahirkan kedamaian di tanah ini. Istilah “penggagas” ini yang kami gunakan dalam intelijen daripada “kaisar”.
Rei          : Oh, penggagas itu kaisar? Bilang, dong! Itu mah aku tahu. Orang sok misterius yang nggak pernah muncul di televisi itu, kan? Tunggu, keluarga kita, Aydinoglu, termasuk tujuh suku besar? Keren, ya. Tapi aku gak pernah dengar masalah suku-suku itu.
Dru         : Semakin ke sini, orang tidak lagi memedulikan asal suku mereka. Bahkan banyak juga yang sudah tidak menggunakan nama suku mereka sebagai marga.
Rei          : Lanjut.
Dru         : Setengah abad lalu, terjadi perubahan struktur dan kekuatan politik. Secara resmi, Baginda Kaisar membagi kekuasannya pada kerabatnya. Itulah sebabnya para kerabatnya juga disebut penggagas oleh kami.
Rei          : Lantas apa itu Pengunci?
Dru         : Pengunci adalah pasukan rahasia khusus. Usianya sama tuanya dengan kekaisaran ini. Mereka, atau kami, adalah bawahan sekaligus pelindung penggagas. Anggotanya dipilih dari keluarga tujuh suku besar yang memiliki kemampuan supranatural terbaik. Tugas kami “mengunci” setiap kekacauan agar tetap terkurung di “neraka”.
Rei          : Jadi kau berada di kumpulan superhero?
Dru         : Jangan bayangkan seperti di film. Kekuatan supernatural yang kami miliki kami anggap tambahan saja. Bukan hal yang sangat istimewa. Kami sendiri jarang membahas mengenai kekuatan ini. Lagipula, kekuatan supranatural suku lain lebih seperti kelebihan fisik, jadi sangat sering hanya keluarga Aydinoglu, keluarga kita yang hanya dianggap memiliki kekuatan supranatural, karena kekuatan kita adalah "penghubung", seperti telepati dan mendeteksi keberadaan manusia.
Rei          : Oh, itu sebabnya aku bisa mendengar suaramu. Oke. Lantas bagaimana Tragedi Mawar Putih itu?
Dru         : Itu berawal dari para pemberontak yang menyebut diri mereka kaum revolusioner. Mereka memulai pemberontakan dan mengguncang kedamaian yang telah tertancap selama satu milenia di tanah ini.
Rei          : Lantas Ayah?
Dru         : (bungkam dan memalingkan muka)
Rei          : Dru, demi Tuhan! Jawab aku! Lantas apa kaitan Ayah kita dengan semua ini?! (mencengkeram lengan Dru, menatap Dru dengan tajam)
Dru         : (mengambil napas dalam) Ayah membantu pemberontak, Rei. Para penggagas sendiri yang pada akhirnya membunuh mereka.
Rei          : Apa maksudmu? Justru penggagas yang mengkhianati ayah kita!
Dru         : Kau telah membaca dokumen Tragedi Mawar Putih?
Rei          : Sudah.
Dru         : Kau tahu alasan para penggagas memilih mereka bertiga, termasuk Ayah, untuk misi genosida?
Rei          : (menggeleng)
Dru         : Mereka bertiga sudah lama bekerja sama dengan pemberontak, Rei. Pihak penggagas tahu itu. Jadi pihak penggagas memilih mereka bertiga dikirim untuk misi, agar mereka bertiga mengira bahwa penggagas belum tahu keterlibatan mereka. Sayangnya Dr. Bram selamat.
Rei          : Bahasamu itu seolah kau setuju dengan tindakan keji itu, Dru. Dia ayah kita! (nada menekan)
Dru         : Aku tahu kalau Dr. Niko ayah kita! Aku lebih dulu lahir daripada kau! Tapi perbuatan ayah kita tak dapat ditoleransi, membahayakan seisi kekaisaran. Kau ingin melindungi Ayah dan membiarkan jutaan nyawa terancam?
Rei          : Pasti ada jalan lain, kan? (suara bergetar)
Dru         : Bila memang ada penyelesaian yang lain, apa kau pikir aku sudi bergabung dengan kelompok yang membunuh Ayah? Lagipula …
Rei          : Lagipula apa?
Dru         : Kau hendak dijadikan pion Ayah. Kau termasuk keluarga kekaisaran, berarti kau seorang penggagas. Ayah berencana mendudukanmu sebagai penggagas tertinggi, sang kaisar, dan Ayah akan mengendalikan pemerintahan dari balik layar.


Rei          : Aku penggagas? Apa maksudmu?
Dru         : Ibu kita seorang putri suku Padishah, Rei. Seorang penggagas.
Rei          : (terperangah) Tak mungkin. Kalau begitu, kau juga penggagas?
Dru         : (menggeleng) Secara hukum bukan. Yang dimaksud penggagas adalah, pertama, semua orang yang silsilahnya bersambung ke penggagas pertama, kaisar pertama, dari jalur laki-laki. Mereka yang kita sebut pangeran dan putri. Kedua, anak laki-laki putri dan keturunan laki-lakinya. Anak perempuan tak termasuk.
Rei          : (bergidik)
[Cut to]
[INT] Ruang Rahasia Mr. Locked
Rad        : Para Penggagas bukan tiran! Ayahlah yang berambisi menguasai kekaisaran demi kepentingan pribadi, membahayakan ratusan juta nyawa! Itulah sebabnya para penggagas hendak membunuh Ayah!
Bram     : Dan kau setuju dengan tindakan mereka? (nada sinis)
Rad        : Kesetiaan pada negara lebih penting dari ikatan darah. Mengorbankan satu nyawa lebih baik daripada mengorbankan jutaan nyawa. (nada tegas)
Bram     : Ckck. Dan kau percaya kalau Ayah melakukan ini lantaran ambisi pribadi?
Rad        : Memang begitu adanya.
Bram     : Mereka yang kau puja itu, para penggagas, telah menyimpang! Dinasti mereka sudah terlalu lama duduk di takhta, membuat hati mereka tumpul dan menjadi tiran. Korupsi yang merebak, pembunuhan bahkan genosida bagi mereka yang tak sejalan, itu semua bukti bahwa mereka sudah tak layak memimpin!
[Cut to]
[INT] Ruang Tabung
Artha     : Itu konsekuensinya, Wijaya. Ayahmu berkhianat. Dia harus mati.
Wijaya  : Tutup mulutmu! Atasanmu yang hina itu yang harus mati!
Aldi        : Sudah, sudah. Tempat ini akan hancur dalam lima, oh, empat menit lagi. Setelah mereka semua hancur, kita langsung menyerang markas mereka dengan seribu helicopter siluman yang sudah kita persiapkan.
Rinjani  : Apa?
Widhi    : Lepaskan kami! Hoey!
Aldi        : Selamat tingg, aakh!! (menjerit, punggung berdarah)
Rosi        : Terlalu cepat mengucapkan selamat tinggal. (masuk ruangan, memegang pistol)
Wijaya  : (mengambil pistol, menembak Rosi)
Rosi        : (berguling, menembak Wijaya)
Aldi        : (melempar bom cahaya, seisi ruangan silau mendadak)
Rosi        : (mengerjap-kerjap mata) Mereka lenyap. Ke mana larinya?
Ronaldi : Kau sudah temukan, ah, kalian di sini?
Artha     : Cepat bebaskan kami.
Ronaldi : (mengepalkan tangan, tangan berubah merah, menghancurkan tiap tabung dengan sekali tinjuan)
Rosi        : Kita harus bergegas pergi!
Rin          : Tapi anakku –
Ronaldi : Mereka diselamatkan pengunci lain, sudah ditempatkan di jet kita. Sebaiknya kita mencari Dru, Rei, dan Radian.
Ar, Wid, Rin : Baik!
[Cut to]
[INT] Ruang Rahasia Mr. Locked
[SFX] Bip. Suara layar monitor mati.
Rad        : (tatapan kosong)
Bram     : Kau lihat pembantaian yang disebut oleh penggagas sebagai keadilan tadi kan di video. Itu video asli, tanpa rekayasa. Setiap kelompok yang berusaha meluruskan penggagas akan dibantai.
Rad        : (lirih) Tidak mungkin.
Bram     : Pikirkanlah. Berpihaklah pada ayah.
Rad        : (suara lirih, gemetar) Tidak
[INT] Ruang Senjata
Rei          : Ini semua omong kosong! Kalau begitu, kenapa Ibu mau menikah dengan Ayah yang pemberontak?
Dru         : Para penggagas terbagi menjadi dua. Beberapa penggagas, termasuk Ibu, sepakat dengan para pemberontak dan menentang Penggagas Tertinggi, Kaisar Rei XXX.
Rei          : Lantas, apakah berarti Ibu dibunuh juga oleh Penggagas Tertinggi? Atasanmu itu?
Dru         : Tidak (tatapan tajam) Ayah yang membunuh Ibu.
[INT] Ruang Rahasia
Bram     : Bagaimana, putraku? Inilah kenyataannya! Inilah dunia yang sesungguhnya!
Rad        : Tidak mungkin (suara bergetar, tatapan nanar)
Bram     : Penggagas itu sadis, Rad, bahkan pada sesama mereka. Kau tahu ibu mertuamu, Rita? Dia penggagas juga, seorang putri, dan dia dibunuh oleh Penggagas Tertinggi karena mendukung gagasan suaminya.
[INT] Ruang Senjata
Rei          : Omong kosong! Ayah meninggal lebih dulu daripada Ibu. Bagaimana –
Dru         : Dengan racun, Rei. Racun itu menggerogoti tubuh Ibu secara perlahan selama tiga tahun. Ayah memberikan racun itu sebagai siksaan untuk Ibu.
Rei          : (memegangi kepala) Mustahil
[INT] Ruang Rahasia
Rad        : Ibu Drupadi? Nyonya Rita? Beliau putri? Penggagas? Mustahil.
Bram     : Kau tak tahu, kan? Itu wajar. Kaisar Rei XXX ingin kekuasaan absolut, jadi dia menyingkirkan semua yang menghalanginya, walaupun itu keluarganya. Ayah Rita, salah satu penggagas juga, dibunuh. Tetapi dia berhasil menitipkan putri kecilnya pada keluarga Waley Scierex, teman baikku yang dibunuh Penggagas Tertinggi saat Tragedi Mawar Putih. Itu sebabnya jati dirinya tak diketahui oleh Penggagas Tertinggi pada awalnya.
[INT] Ruang Senjata
Rei          : (tersengal)
Dru         : Inilah kenyataannya. Penggagas Tertinggi berusaha menjaga keseimbangan kekaisaran roboh oleh tangan para pemberontak.
[INT] Ruang Rahasia
Rad        : Kau dusta
Bram     : Inilah kenyataannya. Atasanmu itu tak lain adalah tirani yang harus dienyahkan dari bumi.
[INT] Ruang Senjata
Rei          : (memegangi kepala)
Dru         : Penggagas berusaha menjaga keseimbangan, menjaga perdamaian yang telah kokoh berdiri selama satu milenia.
[INT] Ruang Rahasia
Rad        : (pandangan nanar)
Bram     : Penggagas berusaha menyingkirkan semua penghalang, menciptakan kekacauan bagi dunia
[INT] Ruang Senjata dan Ruang Rahasia
Reid an Rad        : DIAAAAM!!!
[INT] Ruang Rahasia
[SFX] Pintu dibuka. Margareth dan dua orang lelaki kekar masuk
Bram     : Bawa Radian ke tempat yang aman.
Lelaki 1 : Baik, Tuan. (mendekat ke arah Radian yang shock dan menyeret kursinya bersama lelaki 2)
[SFX] Pintu ditutup
Mar        : Apa Anda sudah berhasil meyakinkan Radian, Tuan? Kelihatannya dia sangat terguncang.
Bram     : Hampir.
Mar        : (tercenung)
Bram     : Lantas bagaimana dengan dirimu? Setelah melihat semua ini, apakah kau menyadari kesalahan semua pendahulumu?
Mar        : (tampang bingung) Maaf?
Bram     : (tersenyum sinis) Aku sudah tahu, Margareth.
Mar        : (terkejut, kemudian tersenyum) Benarkah? Pasti karena Wijaya. Anda sungguh hebat.
Bram     : Sayangnya aku belum memberi selamat atas penobatan Anda. (berdiri dan kemudian membungkuk takzim) Selamat atas kedudukannya sebagai Penggagas Tertinggi, Baginda Kaisarina Margareth. Semoga diberkahi.


Catatan:
Movie Blog Script Tour ini adalah salah satu program komunitas OneWeekOnePaper (OWOP). Penulis skrip ini bukanlah pihak profesional. Atas segala tanggapan yang membangun, kami ucapkan terima kasih.

1 komentar:

Posting Komentar