The Time

Rabu, 20 April 2016

Terima Kasih Untuk Semuanya

Movie Script Blog Tour
One Day One Paper

Cerita sebelumnya:
Episode 18: Sang Kaisarina

Sejarah panjang penggagas terkuak, begitu pula jati diri Margareth yang merupakan Penggagas Tertinggi, atau Kaisarina. Di tempat lain, Rosi dan Ronaldi akhirnya berhasil membebaskan para pengunci yang disekap, sementara Aldi dan Wijaya menghilang.



[INT] Ruang Senjata
[SFX] Suara derap kaki banyak orang. Pintu terbuka.
Rosi        : Dru, kau di sini?
Dru         : Rosi, senang bertemu.
Ronaldi : Nanti saja reuninya. Ayo bergegas.
Dru         : (menarik Rei yang shock)
[INT] Lorong
(berlari)
Ronaldi : Aku sudah tahu semuanya. Termasuk soal Radian.
Dru         : (termenung sambil berlari) Iya
Rosi        : Sayang sekali, kalian baru dua bulan menikah. Dia tak bisa melihat anak pertamanya lahir.
Ar, Wid, Jan, Dru : Menikah? Anak?
Rosi        : Iya. Dru dan Radian. Dru hamil, sekarang usianya berarti sudah satu bulan.
Ar           : Apa? Iyakah, Dru? Kenapa tidak mengundang kami?
Dru         : Menikah? Kapan? (bingung)
Rosi        : (berpandangan dengan Ronaldi)
Ronaldi : Sebutkan ingatan terakhir kalian.
Jan         : Tsunami di pantai.
Wid        : Dru dan Radian berpegangan tangan di pantai, Al datang, kemudian tsunami.
Ronaldi : Nah, itu saat pernikahan Dru dan Rad. Mereka menikah di pantai. Al juga hadir. Kami hadir juga.
Wid        : Tapi kan kemudian tsunami?
Rosi        : Ada yang kacau dengan ingatan kalian. Tsunami dan pernikahan itu benar dan sama-sama terjadi di pantai. Pernikahannya dua bulan lalu. Tsunami itu satu bulan lalu.
 Wid, Jan, Ar : Oh (menggumam heran, bersamaan menatap Dru)
Dru         : (tersenyum malu)
Ronaldi : Tunggu. Kalau ingatan dua bulan terakhir kalian kacau, berarti kalian tidak tahu kalau Penggagas Tertinggi, Kaisar Rei XXX mangkat?
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Dru         : Mengapa? Siapa pengganti beliau?
Rosi        : Meninggal biasa. Baginda Margareth menggantikan beliau.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Ronaldi   : Selain itu, Baginda Margareth juga memberitahukan informasi yang sangat mengejutkan.
Dru         : Apa itu?
Rosi        : Aldi Rajasa adalah putra kandung Kaisar Rei XXX.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut) 
[INT] Ruang Rahasia
Bram     : Bergabunglah dengan kami, Margareth. Maksudku, Baginda. Kita ciptakan kedamaian bersama.
Mar        : Tidak, Dr. Bram. Gagasanmu untuk membagi kekaisaran besar ini menjadi beberapa otonomi sungguh buruk. Kau tahu sendiri tingkah para presiden dan raja yang fanatic akan wilayahnya masing-masing. Bagaimana jadinya jika mereka diberi kekuasaan lebih? Kekacauan akan kembali seperti zaman penggagas belum ada.
Bram     : Kekuatan terpusat itu juga tak baik. Jiwa tiran akan menguasai setiap orang yang duduk di takhta. Para pendahulumu buktinya. Dan aku takut itu akan terjadi padamu juga.
Mar        : Mereka hanya berusaha menciptakan perdamaian.
Bram     : Omong kosong! Pamanmu yang hina, Kaisar Rei XXX mengeliminasi setiap orang yang menentangnya, termasuk anaknya sendiri yang bayi. Dia gila! Jika istrinya sekaligus adikku, Permaisuri Saruhan, tidak menyamarkannya menjadi anak keluarga Rajasa yang miskin, dia pasti mati. Kau juga bisa di sini karena adikku menyelamatkanmu saat ayah ibumu dibantai dan kau diakui sebagai anak keluarga Scierex. Sistem lama ini harus dirombak, Margareth!
[INT] Lorong
Rei          : Aku merasakan tiga puluh tujuh orang bersenjata lengkap mendekat.
Rosi        : (bergumam) Jadi ini calon penggagas tertinggi itu? (memandang Rei takjub)
Ronaldi : (mengangguk)
Ar           : Lihat! (menunjuk segerombolan pasukan di ujung lorong)
Dru         : Mereka mengacungkan pistol.

Ronaldi : Rosi!
Rosi        : Oke (berdiri di depan sambil merentangkan tangan bersama Ronaldi, menahan tembakan peluru)
Rei          : Luar biasa!
Dru         : Itu kekuatan dari keluarga Isanovich. Kekuatan “Baja”.
Ar           : (melempar bumerang, mengenai rantai lampu gantung, lampu gantung rubuh menimmpa penjaga)
Rei          : Hebat!
Dru         : Itu kekuatan dari suku Scierex. Kekuatan “Akal”. Kekuatan yang berkaitan dengan akal.
Rei          : (bergumam) Pantas Cyn punya ingatan fotografis.
[OS] Tiga menit sebelum penghancuran
Ronaldi : Kita tak punya banyak waktu. Cepat!
[INT] Ruang Rahasia
Mar        : Tentu saja pamanku bukan orang suci. Tapi keseimbangan takhta jauh lebih baik dari otonomi.
Bram     : Kau buta, Margareth. Segera setelah Radian berhasil kuyakinkan, kami akan menyerang ibukota.
Mar        : Tingkat penyembuhan putramu sungguh mengagumkan. Air raksa itu benar-benar tak mempan. Aku tahu kalau selain menyembuhkan orang lain, keluarga Abraham dapat menyembuhkan diri sendiri juga. Tapi aku tak pernah melihat penyembuhan diri seperti yang dialami Radian.
Bram     : (tersenyum simpul) Aku mengetahui cara membangkitkan kekuatan Radian itu dari pengalaman Aldi. Sebagaimana keluarga suku Padishah lain, Aldi juga dapat menyerap kekuatan ibunya yang berasal dari suku lain. Ibunya, adikku, memberinya kekuatan penyembuh secara tak langsung. Saat virus itu menyebar di desa naas itu dan sekitarnya, dia berhasil hidup dan selamat. Sayang sekali, Tuan Rajasa dan Dr. Waley, dua ayah angkatnya, tak selamat dalam kejadian itu. Kejadian itu membuat aku ingat akan sebuah hukum purba mengenai kekuatan tiap suku.
Mar        : Kekuatan terbesar bangkit bersama tekanan terberat, itukah maksudmu?
Bram     : Benar.
[INT] Lorong
(berlari)
Rosi        : Para penjaga kembali berdatangan!
Rin          : Giliranku (menembak lima belas penjaga tepat di mata kanan mereka)
Rei          : Keren banget!
Dru         : Dia dari suku Yamanaka. Ketajaman mata yang menjadi keunggulan mereka.
Rei          : Keren! Apa itu berarti Emily juga punya kekuatan itu?
Rin          : Anakku mewarisi kekuatan mendiang ayahnya dari suku Scierex, kecerdasan.
Ar           : Omong-omong soal kecerdasan, aku kasihan dengan seorang lelaki Scierex yang punya anak gagal. (nada menyindir)
Wid        : Diam kau! Joe itu hanya malas. (nada ketus)
Rei          :  Kupikir kekuatan ini sifatnya keturunan. Kenapa ada yang bisa membangkitkan, ada yang tidak?
Dru         : Ini seperti kau diberi senjata. Mau kau manfaatkan atau tidak senjata itu, terserah padamu.
[OS] Dua menit sebelum penghancuran
Ronaldi : Itu dia jalan keluarnya!
[SFX] Srit. Langit-langit terbuka. Selusin pasukan keluar.
Ronaldi : Sial! (menembak pistol ke arah penjaga)
(Pertarungan antara pengunci dan penjaga)
(Penjaga dilumpuhkan dalam waktu setengah menit)
Rin          : Aku sudah sangat lelah.
[SFX] Byak. Pintu terbuka. Brmmm. Suara pesawat pribadi para pengunci.
Rosi        : Ayo cepat masuk!
Ar, Rin, Wid, Ronaldi, Rei : (berlari masuk ke pesawat)
Dru         : (berlari, mendadak pusing, bersandar di tembok)
Rosi        : Dru, ada apa?
Dru         : Tak apa (lemas)
Rosi        : Ayo, aah! Belakangmu.
Dru         : (menoleh)
Penjaga : (mengacungkan pistol) Mati kau.
[SFX] Suara tembakan
Penjaga : Aaaah (ambruk)
Rad        : Kau terluka, Dru?
Dru         : (mata membulat) R-Rad?
[INT] Ruang Rahasia
[OS] Satu menit sebelum penghancuran
Bram     : Agaknya kita memang tak bisa menyamakan pandangan.
Mar        : Benar, Tuan (citra Margaret memudar)
Bram     : (tersenyum) Begitu rupanya. Kau menggunakan kekuatanmu kepada proyeksi hologram. Saat kekuatan suku lain perlahan dapat digantikan tenaga modern, kekuatan “Kenaikan” kalian kaum penggagas tetap mengagumkan. Sebuah kekuatan yang dapat menaikkan kemampuan senjata dan hal apapun yang kalian inginkan ke level maksimal. Pamanmu bisa menaikkan kemampuan pistol biasa hingga setara basoka dan kau membuat proyeksi hologram 3D menjadi proyeksi dengan daging dan darah. Lantas apakah anak itu juga memiliki kekuatan itu? (menunjuk layar monitor yang menampilkan Rei yang duduk di pesawat pengunci)
Mar        : Tentu saja. Dia mewarisi kekuatan ayah dan ibunya.
Bram     : Suku ayahnya mewarisi kekuatan “penghubung”, menghubungkan diri dengan orang lain melalui telepati dan berbagai macam jenisnya, membaca pikiran orang, memprediksi keberadaan manusia, dan sejenisnya. Lantas jika dia juga memiliki kekuatan “Kenaikan”, maka akan jadi bagaimana kekuatannya?
Mar        : Coba kau tebak sendiri terlebih dahulu.
Bram     : (merenung dan berpikir) Mengendalikan orang-orang dari alam bawah sadar?
Mar        : (tersenyum)
[INT] Lorong
Dru         : (melepas pelukan) Syukurlah kau masih hidup. Aku senang melihatmu.
Rad        : Aku juga senang melihatmu, istriku.
Dru         : K-kau ingat kalau kita sudah menikah?
Rad        : (mengangguk)
Dru         : (tersenyum senang)
Rad        : Ada yang ingin kubicarakan denganmu, Dru. Aku tak bisa bergabung dengan kalian para pengunci. Aku akan tetap di sini.
Dru         : Apa maksudmu?
Rad        : Aku memutuskan untuk memihak ayahku, Dr. Bram atau Mr. Locked sepenuhnya.
Dru         : (ternganga)
[INT] Ruang Rahasia
Mar        : Baiklah, Tuan. Mungkin ini saatnya aku pergi (citra Margareth semakin kabur)
Bram     : Berarti kita akan bertemu 24 jam lagi di ibukota sebagai musuh. Begitukah?
Mar        : (mengangguk) Ya, termasuk dengan anak-anak Dr. Niko, Drupadi dan Rei.
[SFX] Langit-langit terbuka. Sebuah mesin modern terbang di angkasa. Menyorotkan cahaya pada Dr. Bram
Bram     : Helikopterku sudah tiba.
Mar        : (mendongak) Di tempatku, ini disebut piring terbang.
[INT] Lorong
Dru         : (mendongak) Apa itu? Piring terbang?
Rad        : Kendaraan yang akan membawaku pergi.
Dru         : Jadi ini perpisahan? (mulai menangis)
Rad        : Jangan lemah. Ingat salah satu semboyan pengunci, “Kesetiaan pada negara lebih penting daripada ikatan keluarga”. Mungkin ini juga berlaku dengan ikatan pernikahan.
Dru         : (berusaha tegar) Baiklah jika itu maumu. Kita akan bertemu sebagai musuh. (nada tegas, tatapan tajam)
[OS] Lima belas detik sebelum penghancuran
[SFX] Suara teman-teman Dru berteriak dari pesawat para pengunci
(Sinar dari piring terbang menyinari Radian, mengangkatnya ke langit)
[EXT] Ruang Rahasia yang Terbelah
Bram     : (terangkat perlahan menuju piring terbang) Aku tak menyangka harus bertarung dengan orang yang kuanggap sebagai putriku sendiri.
Mar        : (tersenyum) Tunggu, Tuan.
Bram     : (menatap hangat ke arah Margareth)
[EXT] Lorong yang Terbelah
Rad        : Dru!
Dru         : (menoleh)
[EXT] Lorong dan Ruang Rahasia
Rad dan Mar      : Terima kasih untuk semuanya. (Citra Margareth pudar sepenuhnya) (Radian masuk ke dalam piring terbang)
[EXT] Halaman depan gedung
Rosi        : Cepat naik, Dru!
Dru         : (melompat ke pesawat)
Ronaldi : Bersiaplah! (melajukan pesawat secepat kilat)
[SFX] Blar!!! Gedung Meledak!
[INT] Pesawat Para Pengunci
Cyn        : Aku baru pertama kali melihat piring terbang! Menakjubkan! (melihat ke jendela)
Joe         : (mengangguk)
Rin          : Dru, bukankah tadi Radian?
Semua  : (menatap ke arah Dru) 
Dru         : (memegangi perut, menangis terisak)


Bersambung...

Catatan:

Movie Blog Script Tour ini adalah salah satu program komunitas OneWeekOnePaper (OWOP). Penulis skrip ini bukanlah pihak profesional. Atas segala tanggapan yang membangun, kami ucapkan terima kasih.

1 komentar:

Posting Komentar